Minggu, 03 April 2016

Perbedaan Gugus Alkaloid dan Peptida Non-Ribosomal


ALKALOID
Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam bersifat basa atau alkali dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam molekul senyawa tersebut dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan dalam dosis kecil dapat memberikan efek farmakologis pada manusia dan hewan. Istilah "alkaloid" (berarti "mirip alkali", karena dianggap bersifat basa) pertama kali dipakai oleh Carl Friedrich Wilhelm Meissner (1819), seorang apoteker dari Halle (Jerman) untuk menyebut berbagai senyawa yang diperoleh dari ekstraksi tumbuhan yang bersifat basa (pada waktu itu sudah dikenal, misalnya, morfina, striknina, serta solanina). Hingga sekarang dikenal sekitar 10.000 senyawa yang tergolong alkaloid dengan struktur sangat beragam
Alkaloid juga adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan di alam. Hampir seluruh senyawa alkaloida berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloida mengandung paling sedikit satu atom nitrogen.
Hampir semua alkaloida yang ditemukan di alam mempunyai keaktifan biologis tertentu, ada yang sangat beracun tetapi ada pula yang sangat berguna dalam pengobatan. Misalnya kuinin, morfin dan stiknin adalah alkaloida yang terkenal dan mempunyai efek sifiologis dan fisikologis. Alkaloida dapat ditemukan dalam berbagai bagian tumbuhan seperti biji, daun, ranting dan kulit batang. Alkaloida umunya ditemukan dalam kadar yang kecil dan harus dipisahkan dari campuran senyawa yang rumit yang berasal dari jaringan tumbuhan.

PEPTIDA NON-RIBOSOMAL
Peptida merupakan molekul yang terbentuk dari dua atau lebih asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Peptida terdapat pada setiap makhluk hidup dan berperan pada beberapa aktivitas biokimia. Peptida dapat berupa enzim, hormon, antibiotik, dan reseptor. Ikatan peptida terjadi jika atom nitrogen pada salah satu asam amino berikatan dengan gugus karboksil dari asam amino lain.
Peptida non-ribosomal merupakan kelas dari peptida metabolit sekunder yang dihasilkan oleh mikroorganisme, seperti bakteri dan cendawan. Peptida ini dibuat oleh nonribosomal peptide synthetases, yang berbeda dengan dogma sentral yang menyatakan peptida dibentuk menggunakan organel ribosom. Setiap enzim hanya mengodekan satu jenis asam amino dan peptida yang dihasilkan umumnya berbentuk sirkuler. Peptida ini dirakit oleh enzim yang spesifik untuk masing-masing peptida, bukan oleh ribosom. Yang paling umum peptida non-ribosom adalah glutathion, yang merupakan komponen dari pertahanan antioksidan organisme yang paling aerobik. Peptida non-ribosom lain yang paling umum pada organisme uniseluler, tanaman dan jamur dan disintesis oleh kompleks enzim modular yang disebut non ribosom sintesis peptida.